
Pameran Seni & Produk Ekonomi Kreatif serta Soft Launching Singkawang Creative Hub (SCH), 23 April – 6 Mei 2021 usai sudah. Kegiatan ini mencoba menghimpun beragam karya dan produk ekonomi kreatif serta menegaskan bahwa kreativitas tak berhenti saat Pandemi Covid19 di Singkawang.
Berikut ini catatan kecil saat pameran yang mengusung tajuk “Habitus”.

Kreativitas tidak hadir begitu saja, atau turun dari langit, apalagi diucapkan dengan kata simsalabim. Ia tidak pula tidak hadir semulajadi, atau sesuatu yang kodrati. Dunia kreativitas ini ditempa dengan pergulatan gagasan dan keterampilan individu yang dipengaruhi oleh, diantaranya : ideologi, pengetahuan, struktur sosial, politik, budaya, yang berlangsung lama dan berubaha-ubah.
Pengaruh (interaksi) ini bisa melalui pendampingan (pengasuhan), pendidikan, bermain, tukar pendapat, dan sebagainya. Dengan demikian proses panjang kreativitas tersebut bukanlah suatu yang alamiah.
Pameran Seni dan Produk Ekonomi Kreatif bertajuk “Habitus” ini menghamparkan sekelumit dari usaha-usaha anak muda yang mendesakkan gagasan menjadi sebuah produk budaya yang layak diapresiasi publik.
Para partisipan pameran adalah bidang seni rupa yaitu : Daranti Stupidbrush, Evilia, Muhammad Khafiyansyah, Muhammd Juhdi, Paguyuban Sampai Besok, Priska Yenirianto, Roy Marendra, dan Tedy Zulkarnain. Bidang fotografi smartphone: Andi Sambas Kara, Hilman Yuliansyah, Kevin, dan Yurochman Sulistyoko Romadhon. Bidang kerajinan : Songket Kelompok Kejora, Margareta Rita dengan karya tenun, dan Abui dengan keramik tradisional Singkawang.

Dalam pameran ini pula publik dapat menyaksikan hasil kreativitas kelompok masyarakat yang didampingi oleh Kampung Berseri Astra, yaitu Eco Print Ruang Terampil, Insode Sanggar Sarantangan, Nyiur Indah – Iswanto, dan Kelompok Sadar Wisata Teluk Ma’jantu. Kelompok masyarakat ini didampingi oleh tim KBA yaitu : Yohannes Arya Duta, Felicia Emily Widjaja, Gabriella Manurung, dan Wisnu serta tim Singkawang Ekonomi Kreatif : Chantal Noviyanti
Kelompok masyarakat yang berada di Singkawang Selatan ini membuat kain eco print, kerajinan perhiasan dari buah nyalik, serta baju motif pewarna alami. Hasil pendampingan ini pula berhasil menggandeng perusahaan sepatu untuk membuat sepatu eco print. Dari usaha-usaha ini kelompok masyarakat di Singkawang memiliki “dunia baru”, sebuah arena yang lagi-lagi harus mengeluarkan semua kemampuan dan kesungguhan untuk tetap bisa hidup.
Habitus yang tengah berjibaku ini adalah harapan. Khusus bagi meraka yang tak mudah menyerah.
Akhir kata, terima kasih banyak kepada partisipan pameran serta masyarakat Singkawang yang turut mengapresiasi pameran “Habitus”. Semoga kita bisa bertemu dalam ruang kreativitas yang lebih greget lagi. []