Skip to content

Mysingkawang

Kreativitas & Perubahan Sosial

Menu
  • Home
  • event
  • blog
  • budaya
  • Ekonomi Kreatif
  • Video
  • wisata singkawang
  • fotografi
    • Fotografer
  • PROFIL
    • PARTISIPASI
    • Liputan Media
Menu

Menyusuri Teluk Mak Jantu dan Batu Burung Singkawang

Posted on January 11, 2020January 14, 2020 by mysingkawang
Landskap Batu Burung yang menjadi lokasi menikmati senja di Teluk Mak Jantu, Sedau, Singkawang. FOTO : frino bariarcianur

Siapa yang menyangka sebelumnya, sebongkah batu besar di tepi pantai Teluk Mak Jantu, Kelurahan Sedau, Singkawang Selatan memiliki daya tarik bagi wisatawan. Batu Burung namanya.

Pawadi dan Adi (berdiri), warga Teluk Mak Jantu yang menata pantai di Batu Burung, Sedau, Singkawang. FOTO : frino bariarcianur

Dinamai Batu Burung karena dulunya merupakan tempat persinggahan burung- burung laut. Kiranya tidak hanya burung laut, tapi juga para pemancing kerap kali menjadikan batu besar ini sebagai lokasi pemancingan. Jauh sebelum ada jembatan, para pemancing menggunakan perahu kecil untuk mencapai Batu Burung.

Di atas batu besar para pemancing rela berjam-jam menunggu sentakan ikan kerapu, sembilang, atau ikan si merah. Memang tidak besar-besar tapi untuk lauk-pauk di rumah, ikan-ikan segar ini tentulah menyehatkan. Di dekat Batu Burung terdapat sebuah perkampungan nelayan tradisional.

Kampung ini dikenal dengan Teluk Mak Jantu atau Teluk Karang. Di sinilah kita bisa menyaksikan aktivitas masyarakat nelayan tradisional, mulai memperbaiki pukat, perahu, menebar jala atau bisa juga menyewa perahu untuk menyusuri kawasan teluk.

Batu Burung mulai ramai dikunjungi orang ketika Pawadi, salah satu warga Teluk Mak Jantu, membuka lahan pribadi menjadi tempat peristirahat bagi para pemancing. Ia mendirikan sebuah warung kecil yang menyediakan kopi, teh, mie cepat saji, dan makanan kecil lainnya.

Kawasan pantai kampung nelayan tradisional Teluk Mak Jantu, Sedau, Singkawang. FOTO : frino bariarcianur
Mari bersantai di Batu Burung, Sedau, Singkawang Selatan. FOTO : frino bariarcianur

Pelan-pelan Pawadi mulai menata halaman rumahnya. Semak belukar dibabat, jalan setapak dirapikan, dan mulai menanam pohon-pohon cemara dan ketapang. Pawadi hanya dibantu oleh anak-anaknya. Dia yakin tempat yang sederhana ini akan menjadi salah satu tempat alternatif wisata di Singkawang. Meskipun hanya dengan modal kegigihan.

Pada tahun 2011, Perkumpulan MySingkawang bersama anak-anak Teluk Mak Jantu membuat sebuah festival kecil. Namanya Festival Teluk Mak Jantu yang mengusung tema “Belarak ke Batu Burung.” Festival ini meliputi kegiatan musik, teater, puisi, tari, serta workshop fotografi dan film. Festival yang berupaya mengangkat Kampung Teluk Mak Jantu menjadi sebuah kampung budaya nelayan tradisional di Singkawang.

Batu-batu yang bentuknya unik menjadi salah satu spot terbaik pemotretan di Batu Burung, Teluk Mak Jantu, Sedau, Singkawang. FOTO : frino bariarcianur

Sejak kegiatan pertama itu, Pawadi semakin bersemangat. Hasil-hasil dokumentasi dari fotografer dan videographer disebarkan melalui media sosial. Bahkan hamper tiap sore, sejumlah fotografer Singkawang selalu merekam berbagai moment di Teluk Mak Jantu. Tentunya lebih banyak memotret landskap Teluk Mak Jantu.

Batu-batu besar yang berada di sepanjang pantai kiranya menjadi point of interest para fotografer. Foto-foto mereka pelan-pelan mengundang wisatawan untuk menikmati senja di Batu Burung. [BACA JUGA : LANDSKAP BATU BURUNG SINGKAWANG]

Suasana senja di Kampung Nelayan Tradisional Teluk Mak Jantu, Sedau, Singkawang. FOTO : frino bariarcianur

Kini Batu Burung sudah berganti wajah. Tapi Pawadi tetap memperhatikan keaslian lanskap kampungnya. Lambat laun Batu Burung dan Teluk Mak Jantu lebih menarik perhatian ketimbang Sinka Island Park yang juga merupakan tempat wisata modern.

Untuk mencapai lokasi Batu Burung yang berada di Teluk Mak Jantu atau Teluk Karang, kita bisa menggunakan kendaraan roda empat dan sepeda motor. Hanya memakan waktu 30 menit dari pusat kota. Bila dari arah Pontianak, maka kita bisa langsung mengarahkan kendaraan ke Sedau. Cirinya ada jembatan besar dan sebuah masjid.

O ya, hampir lupa. Masuk ke kawasan Batu Burung gratis. []

Liat Singkawang Lagi

  • Cap Go Meh Singkawang 2023 Gaya Backpacker Content BergiziCap Go Meh Singkawang 2023 Gaya Backpacker Content Bergizi
  • ISLAHUDIN SONICISLAHUDIN SONIC
  • Seruan Kemanusiaan Singkawang Bersama PalestinaSeruan Kemanusiaan Singkawang Bersama Palestina
  • Inilah Kemeriahan Menyambut Tahun Baru Imlek 2571 di SingkawangInilah Kemeriahan Menyambut Tahun Baru Imlek 2571 di Singkawang
  • Baca Sastra Menggairahkan Penciptaan Karya SastraBaca Sastra Menggairahkan Penciptaan Karya Sastra
  • Karnaval, Hantu Bangkit, dan Ekspresi KitaKarnaval, Hantu Bangkit, dan Ekspresi Kita

About Author

mysingkawang

Website mysingkawang.id merupakan media komunitas yang diterbitkan oleh Perkumpulan Mysingkawang. Menyajikan ragam informasi seputar komunitas, seni, budaya, wisata, dan, kreativitas anak muda Singkawang. EDITOR : FRINO BARIARCIANUR Email : mysingkawangfree@gmail.com

See author's posts

  • batu burung
  • teluk mak jantu singkawang
  • wisata singkawang
  • Leave a Reply Cancel reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    ©2025 Mysingkawang | Design: Newspaperly WordPress Theme